Bagaimana
caranya memilih ingin menulis dalam genre mana, dari begitu banyak
genre yang ada?
Kalau kata Winna Efendi nih,
“Tulislah apa yang kamu tahu, dan yang membuatmu nyaman. Dan dari
semua itu, kamu harus menulis sesuatu yang kamu suka baca.”
Kita
harus bisa menemukan zona nyaman kita terlebih dahulu, mencari tema
yang ingin kita gali, kemudian mulailah. Jika kita merasa tidak asing
dengan dunia teenlit
dan
memiliki bakat untuk menulis genre tersebut, mengapa tidak?
Baca Juga "Taktik Menulis ala Winna Efendi - Part 1"
Baca Juga "Taktik Menulis ala Winna Efendi - Part 1"
Menulis tentang dunia yang kita
kenal akan memberikan rasa autentik dalam tulisan kita. Sama halnya
jika kita sungguh-sungguh menikmati proses menulis dan menulis
tentang sesuatu yang kita sukai.
Tetapi,
bukan berarti kita tidak boleh menulis genre lain, atau tidak dapat
menulis sesuatu di luar pengetahuan kita. Tujuan dari benar-benar
memikirkan apa yang ingin kita tulis dan di genre mana kita
berkecimpung adalah mengurangi resiko kita berubah pikiran di tengah
jalan karena merasa ternyata genre tersebut belum sesuai dengan
kapasitas kita. Kalaupun ternyata genre awal yang kita pilih bukan
sesuatu yang cocok, kita masih dapat mengeksplorasi genre lain. Dan
itu akan menjadi tantangan tersendiri. Saatnya keluar dari zona
nyaman. Hal itu akan memberikan ruang untuk berkembang bagi kita
sebagai seorang penulis.
Ada
beberapa penulis yang sukses dengan berbagai genre, misalnya James
Paterson yang sukses menulis cerita bertema pembunuhan, tetapi juga
sukses dalam menulis romance.
Atau Meg Cabot, yang sama kerennya dalam menulis teenlit
atau
chicklit.
Yang
terpenting adalah terus bereksperimen untuk menemukan genre yang pas.
Nggak perlu khawatir dan terburu-buru, karena menulis seringkali
merupakan proses trial
and error.
* Materi pembahasan #JumatEYD di Grup Whatsapp Klub Buku Indonesia** Di rangkum oleh Tim #JumatEyd : Rara Aywara, Feti Habsari, Eka *