Ulasan Film V For Vendetta


Prolog film ini dimulai dengan monolog dari Evey Hammonds mengenai Guy Fawkes Night.Udah pasti pada tahu dong ya monolognya :

Remember, remember
The 5th of November
The gunpowder treason and plot
I know of no reason
Why the gunpowder treason
Should ever be forgot

Cerita dimulai dari Evey Hammonds yang tertangkap Fingermen (Polisi Inggris pada saat itu) karena keluar lewat dari jam malam. Dari penangkapan itu, FIngermen hendak melakukan pelecehan seksual terhadap Evey. Namun sebelum bertindak, datanglah Vdengan mengutip dialog dari Macbeth:
The multiplying villainies of nature do swarm upon him...disdaining fortune/with his brandish'd steel, which smoked with bloody execution...?
Seperti halnya Pahlawan, Evey pun diselamatkan, setelah itu Evey diajak oleh V yang katanya hendak menggelar sebuah orkerstra, dia berkata:
It is to Madame Justice that I dedicate this concerto, in honor of the holiday that she seems to have taken from these parts, and in recognition of the impostor that stands in her stead....
Itu puitikal, ia berkata mempersembahkan konser ini kepada Dewi Keadilang yang sedang berlibur dan tempatnya digantikan oleh Impostor (Imitasinya). Dia berkata seperti itu sembari menunjuk gedung Old Bailey (Mahkamah Agung jika di Indonesia), setelah itu bermainlah 1812 Overture Tsaichovsky diiringi dengan ledakan gedung tersebut.

V kemudian membajak markas BTN (British Television Network) dan memberikan pesan ancamannya untuk meledakkan gedung parlemen Inggris yang terkenal dengan Big Ben-nya itu pada malam tanggal 5 November, seperti yang direncanakan Guy Fawkes berabad-abad sebelumnya. Itu berarti para Fingerman, polisi khusus bentukan rezim yang dipimpin Finch (Stephen Rea), punya waktu hampir setahun untuk menangkap V. Selama setahun itu, V memiliki misi pribadi membalas dendam terhadap sejumlah orang di masa lalunya. Vendetta, Revenge. V adalah orang yang "diciptakan" oleh pemerintah totalitarian Inggris.

Evey sendiri terperangkap dengan skenario yang telah dipersiapkan oleh V. Secara tidak sadar dia menjadi orang yang membantu V dalam usaha balas dendamnya kepada pemerintah totalitarian tersebut. V membunuh orang orang yang bertanggung jawab atas lahirnya dirinya sebagai "manusia yang diciptakan". Kenapa V disebut manusia yang diciptakan? Karena pada saat sebelum reclamation (penggulingan pemerintahan lama) menjadi Totalitarian, V adalah objek percobaan senjata manusia. Ia diinjeksi dengan obat obat tertentu untuk menjadi manusia super. Sayangnya dari seluruh objek percobaan hanya dia yang berhasi bertahan. Sisanya mati dan dikubur secara massal. Kenyataan ini disembunyikan pemerintahan Totalitarian Inggris.

Evey tidak mau ikut campur dalam usaha balas dendamnya V. Berusaha melarikan diri dari V dan berhasil. Dia bersembunyi di tempat Gordon Deitrich, seorang gay yg juga punya TV show di BTN. Pada suatu hari Gordon membuat acara yang mengkrritik Sutler (High Chancellor Pemerintahan Totalitarian Inggris ) yang tidak berhasil menangkap V sebagai teroris. Dia pun ditangkep dan dipukuli. Evey kabur, tapi berhasil ditangkap oleh V (Evey tidak tahu yang menangkapnya itu V karena V menyamar jadi Fingermen) Lalu dia disiksa, diinterogasi, supaya ngasi tau di mana keberadaan V. Selama dipenjara, Evey diberikan surat surat dari orang di sel sebelahnya. Isinya adalah curhat seseorang yang kebebasannya terenggut karena ia "berbeda". Namun, Evey menolak untuk berbicara mengenai keberadaan V. Akhirnya Evey diancam bakal dieksekusi mati "behind the chemical shed". Evey pun berkata dia tidak takut terhadap apapun, termasuk mati. Di sinilah, Evey dibebaskan dan tahu kalo yang menyekap dia selama ini adalah V dan dia shock berat.

V kemudian meneruskan apa yang disebutnya revolusi dan membunuh orang orang yang melakukan reklamasi di masa lalu agar pemerintahan Totalitarian ini hancur. Yang dia bunuh adalah orang-orang penting di pemerintahan, puncaknya dia membunuh Sutler dan Kepala Kepolisian, Creedy. Pemerintahan Totalitarian di Inggris ini dibuat mirip dengan 1984 karya (buku karya George Orwell). Ada sosok bung besar dalam diri Adam Sutler (diperankan oleh John Hurt), kebebasan dibatasi dengan adanya surveillance yang menyadap pembicaraan pembicaraan di rumah-rumah, televisi yang kontennya diatur, pemberlakuan jam malam. Banyak kekerasan dan ketidakadilan, intoleransi dan opresi. Pemerintahan ini anti Gay, Muslim, dan mereka yang menentang segera diberi label ekstrimis dan dimasukan kedalam "black bag". Ini adalah pemerintahan bebas yang menggunakan pers untuk menyebarkan propaganda dan menciptakan insiden teroris dalam rangka untuk mengontrol rakyat dengan rasa takut. Pihak berwenang berkeliaran di jalanan, menguping pembicaraan di dalam rumah. Mereka masuk ke rumah-rumah dan mengeluarkan orang-orang dengan wajah ditutupi tas hitam, dan tak akan pernah terlihat lagi. Karya seni dilarang, homoseksualitas adalah kejahatan, dan mengolok-olok pejabat pemerintah bisa membuat siapapun terbunuh.

Evey sendiri adalah perwujudan dari apa yang telah dirasakan dan dilalui orang-orang Inggris. Ia telah kehilangan seluruh keluarganya karena kekerasan dan takut dengan segala hal. Orang tuanya tadinya adalah aktivis yang ditangkap oleh pemerintahan karena dianggap makar. Ia penuh dengan ketakutan. Setelah mengalami manipulasi yang disiksa oleh V, Evey belajar untuk melepaskan rasa takut dan benar-benar ‘hidup’ untuk pertama kali dalam hidupnya. Fragmen terakhir V for Vendetta adalah pertempuran antara V dengan Creedy dan Sutler. ditembaki oleh Fingermen tetapi tidak mati, ia pun bisa membunuh Creedy. Dialog terakhir Creedy dan V

Creedy: Die! Die! Why won't you die?... Why won't you die?
V: Beneath this mask there is more than flesh. Beneath this mask there is an idea, Mr. Creedy, and ideas are bulletproof.

Revolusi pun berjalan, V yang terluka parah pun akhirnya berhasil meminta Evey menjalankan rencana peledakan Parliament lewat Subway Train. V sendiri, ya begitulah. Tonton sendiri aja ya, hehehe. Revolusi tersebut tidak berjalan menakutkan, memang. Tidak ada kematian lebih banyak. Bangunan monumental tersebut dihancurkan, menandai suatu harapan baru

itu sisi ceritanya, sekarang mari bahas sisi sisi lainnya
Yang menarik menurut saya adalah dialog dialog antara V dan Evey, bahkan sejak pertemuan pertama pun mereka sudah membicarakan hal-hal yang "dalam". Ini dialog di pertemuan awalnya...

Evey Hammond: Are you, like, a crazy person?
V: I am quite sure they will say so. But to whom, might I ask, am I speaking?
Evey Hammond: I'm Evey.
V: Evey? E-V. Of course you are.
Evey Hammond: What does that mean?
V: It means that I, like God, do not play with dice and do not believe in coincidence.

Film ini penuh dialog dialog yang subtil karena mengambil dari dialog puitikal Hamlet, Macbeth Faust, dll. Dialoglainnya antara evey dan V

Evey:  You really think blowing up Parliament's going to make this country a better place?
V:       There's no certainty, only opportunity.
Evey:    You can be pretty certain that if anyone does show up......Creedy'll black-bag every one of them.
V:     People should not be afraid of their governments. Governments should be afraid
of their people.
Evey : And you'll make that happen by blowing up a building?
V:    The building is a symbol, as is the act of destroying it. Symbols are given power by people. Alone, a symbol is meaningless, but with enough people......blowing up a building can change the world.
Evey: I wish I believed that was possible. But every time I've seen this world change, it's always been for the worse

Symbols, hal ini terpatri dalam benak kita, dimana kita hidup berdasarkan simbol simbol tertentu. Gedung, imaji, citra dan lain lain. Semua itu menjadi nyata jika ada orang yang mendukung ide di belakangnya. Seperti halnya kecantikan, ketampanan. V berkata Gedung itu  hanya simbol. Simbol adanya parlemen yang seharusnya meletakkan aspirasi rakyat sebagai hal utama, tapi parlemen di negara totalitarian hanya omong kosong. "Act of Destroying It" adalah sebuah simbol revolusi bahwasanya rakyat tidak butuh perwakilan suara jika rezim tetap sama. Tujuan meledakkan simbol juga terkuak di dialog yang diucapkan V ke Evey sebelum ketemu Sutler

....the world that I'm a part of and that I helped shape, will end tonight.
And tomorrow, a different world will begin......that different people will shape,
and this choice belongs to them.........
Seharusnya pembentukan sebuah pemerintahan demokrasi adalah rakyatnya maunya berkehendak apa. People should shape their government.

Jika di 1984 ada
WAR IS PEACE
FREEDOM IS SLAVERY
IGNORANCE IS STRENGTH
Maka di V for Vendetta ada
STRENGTH THROUGH UNITY
UNITY THROUGH FAITH

V adalah manusia eksperimen, manusia yang diciptakan. Dia sebenarnya objek dari proyek  manusia super, tetapi lebih banyak yang gagal dalam eksperimen tersebut, dan V adalah satu-satunya yang berhasil. Dari eksperimen tersebut, V lupa siapa dia, dia dari mana dan segala hal yang menyangkut asal-usulnya. Yang dia ketahui adalah temen sebelah selnya yang bernama Valerie mengirim surat dan bercerita mengenai keadaannya. Valerie ditangkap karena dia Lesbian. Dia membuat surat ke V seakan akan V adalah orang yang paling dekat dengannya. Jadi kenyataan yang direkonstruksi V adalah kenyataan ketidakadilan yang diterima olehnya dan Valerie. Dan V merekonstruksi ini ketika "menyiksa" Evey. V bilang secara tersirat bahwa memang tujuan utamanya dia adalah membalas dendam atas apa yang pemerintah lakukan pada dia dan Valerie.

Evey Hammond: You were in the cell next to her. That's what it's all about... you're getting back at them for what they did to her... and to you.
V         : What was done to me created me. It's a basic principle of the Universe that every action will create an equal and opposing reaction.
Evey Hammond:    Is that how you see it? Like an equation?
V         : What was done to me was monstrous.
Evey Hammond    : And they created a monster.
Karena film ini produksi Amerika, jadi tidak terlalu menuai Pro Kontra secara Amerika juga anti Komunisme. Malah aktivis LGBT berkata bahwa ini salah satu film pro gay. Banyak  sekali dialog yang berkesandari V sendiri. Terutama ketika dia menebar ancaman di televisi nasional.
"Words offer the means to meaning, and for those who will listen, the enunciation of truth"
kata-kata menawarkan arti bagi maknanya, dan bagi mereka yang akan mendengarkannya, hal tersebut adalah pelafalan (ihwal) kebenaran.

Dalam hal ini, melawan pemerintahan dengan opresi yang sadis, adalah dengan menawarkan kekerasan yang sama sadisnya. V menyatakan, siapa yang bertanggung jawab dalam keadaan negara seperti itu? Rakyatnya terikat pada sebuah rutinitas yang basi, hampa. perputaran belenggu kebebasan yang diterima begitu saja karena mereka menyerahkan jiwa mereka pada ketakutan. Fear became the ultimate tool of this government. There were a myriad of problems which conspired to corrupt your reason and rob you of your common sense. Indera dan perasaan kita dirampas. Jika tidak ada perlawanan apapun, penerimaan atas segala sesuatu, maka mereka selamanya akan seperti itu. Maka, V berkata, if you're looking for the guilty, you need only look into a mirror.

Film ini worth watching, rating 8.5 dari 10. Fokus ada di dialognya yang luar biasa. Bagaimana revolusi yang tidak hanya dilaksanakan oleh kaum pro, tapi ke menyeluruh masyarakat Inggris. Yang diperlukan adalah pemantik. Film ini alurnya maju mundur, fakta yang ditawarkan dari masing-masing cerita tidak begitu saja tersaji. Seperti siapa sebenarnya V? Bagaimana V bisa sebegitu bencinya dengan mereka? bagaimana V mendapatkan kekuatan dan menghimpun rencana selama 20 tahun untuk sebuah revolusi?
1

Jeffrey Eugenides Kent


Jeffrey Eugenides Kent, begitu ia biasa menuliskan namanya dalam lembar riwayat hidup adalah anak keturunan Yunani dari pihak ayah dan ibu seorang perempuan Inggris yang juga keturunan Irlandia, lahir pada hari selasa malam seperti jua malam ini, pukul 23.45 pada tanggal 8 Maret 1960. Eugenides mengambil sarjana di Brown University, setelah sebelumnya sempat menjadi relawan di Calcutta, India bersama Bunda Teresa. Dia lulus tahun 1983. Salah satu alasan Eugenides kuliah di Brown adalah seperti pernah dia sabdakan 'Saya memilih Brown sebagian besar karena saya ingin belajar dengan Jhon Shakes, yang karyanya saya kagumi. Saya masuk program kehormatan dalam bahasa inggris, yang memaksa saya untuk mempelajari seluruh tradisi inggris dimulai dengan Beowulf. Saya merasa bahwa karena saya akan mencoba untuk menambahkan tradisi maka saya harus mengetahui sedikit tentang hal itu(tradisi). Tak sampai di situ, Eugenides kemudian meraih gelar MA dalam menulis kreatif di Stanford University. Karena ia tahu bahwa ia ingin menjadi penulis sejak kecil. Sudah sejak awal tahun pertama ia duduk di sekolah menengah atas. Semua berawal ketika Eugenides membaca A Portrait of The Artist as A Young man.


Dari pengaruh sastra awalnya, Eugenides kemudian melanjutkan " Dari modernis besar semacam Joyce, Proust, Faulkner. Dari sini saya melanjutkan untuk menemukan Musil, Woolf, dan lain-lain, dan segera teman-teman saya dan saya membaca Pynchon dan John Barth. Generasi saya dibesarkan mundur. Kami disapih pada tulisan eksperimental sebelum membaca banyak literatur abad kesembilan belas dan bereaksi terhadap modernis dan postmodernis. Lalu eugenides pindah ke Brooklyn, New York dan bekerja sebagai sekretaris untuk Academy of Poets Amerika. Sementara di New York, ia berteman dengan banyak penulis yang sama-sama berjuang, termasuk Jonathan Franzen. Begitulah, dia seorang pengelana. Lagi pula, Eugenides, dalam novel-novel nya selalu menyuguhkan ending yang tak kentara, kalian tahu, semacam tanpa kesimpulan. Jadi, seandainya kalian tak mau repot menebak apa yang dimaui Eugenides, sebaiknya lupakan saja judul-judul tadi. Ada yang sudah baca novel-novelnya?? Berikut beberapa novel karyanya.

Mau gabung Grup WA Klub Buku Indonesia ? Baca di sini

The Virgin Suicides (1993)
Novel The Virgin Suicides, telah diterjemahkan ke dalam 34 bahasa. Pada tahun 1999, novel ini diadaptasi menjadi sebuah film kritis yang diakui; disutradarai oleh Sofia Coppola. Berlatar di Grosse Pointe, Michigan, novel ini mengisahkan kehidupan dan kematian lima bersaudari yang bunuh diri dalam selang waktu satu tahun; karena mereka terisolasi, seperti yang diceritakan dari sudut pandang anak-anak di lingkungan mereka tinggal, yang obsesif mengamati kehidupan mereka. Sementara itu, setelah menerbitkan bukunya yang pertama, Sementara itu ia juga tengah menuliskan Middlesex di akhir tahun 90an; selain itu ia pun untuk mulai mengerjakan sesuatu yang akhirnya akan menjadi dasar untuk novel ketiganya. Sesuatu itu adalah Dua nukilan dari apa yang menjadi Karya-in-progress Novel ketiga Eugenides itu muncul di The New Yorker pada tahun 2011, "Asleep in the Lord" dan "Ekstrim Solitude". Eugenides juga menjabat sebagai editor dari koleksi cerita pendek berjudul My Mistress's Sparrow is dead. Proses penulisan buku itu sendiri di bawa ke 826 Chicago, didirikan untuk mendorong anak-anak muda untuk menulis.

Middlesex  (2002)
Middlesex, memenangkan Penghargaan Pulitzer 2003 untuk Fiksi selain menjadi finalis untuk National Book Critic Circle Award, Internasional Dublin Literary Award, dan France's Prix Medicis.

Berikut garis besar buku keduanya
Setelah penemuan diri dan  kehidupan dari Calliope Stephanides, atau yang kemudian disebut Cal; seorang interseks yang membesarkan seorang gadis, tapi berhormon laki-laki(mungkin yang ia maksud semacam tomboy gitu kali ya); Middlesex juga secara umum berkaitan dengan Pengalaman imigran Yunani-Amerika di Amerika Serikat; naik turunnya kota Detroit, dan mengeksplorasi pengalaman orang interseks di Amerika Serikat.

Eugenides juga menerbitkan cerita pendek dalam rentang waktu antara The Virgin Suicides dan Middlesex, terutama di The New Yorker. Salah satu ceritanya: "Baster" (1996) menjadi dasar untuk komedi romantis Switch (2010).

The Marriage Plot
Setelah jeda sembilan tahun, Eugenides menerbitkan novel ketiganya, The Marriage Plot, pada bulan Oktober 2011. Novel ini mengisahkan tiga orang yang terjerat dalam cinta segitiga. Mereka baru saja lulus dari Brown University dan sedang menancapkan namanya di dunia.

Begitu pula jarak antara TVS dengan middlesex 1993 ke 2002
Eugenides di saat bersamaan juga sedang mengembangkan sebuah skenario televisi dari novel tersebut, yang merupakan finalis dari National Book Critic Circle Award untuk fiksi pada tahun 2011; the  New York Times books tahun 2011; dan salah satu buku teratas tahun 2011 menurut daftar yang dibuat oleh Penerbit, Kirkus review dan The Telegraph.
Tentang marriage Plot, bisa dilihat disini https://hapsarishita.wordpress.com/tag/jeffrey-eugenides/

Dan bahwa ia telah memiliki ide untuk novel keempatnya. Ia mengatakan "Aku punya ide, saya tidak tahu apakah itu akan berhasil atau tidak. Tapi itu akan menjadi sesuatu yang lebih besar, dengan lebih banyak karakter daripada di The Marriage Plot. Sekali lagi, saya akan merespon pada detail yang kecil. Ini akan ditulis, well, aku tidak akan mengatakannya, tapi aku tahu bagaimana itu akan ditulis dan struktur macam apa yang akan saya pakai, serta itu akan menjadi sangat berbeda dari The Marriage Plot."

Suatu kali, Jeffrey Eugenides Kent pernah bertitah "Dan itu memiliki efek besar pada saya, untuk alasan yang tampaknya cukup lucu bagi saya sekarang. Saya setengah Yunani, keluarga ibu saya Irlandia dan setengah adalah Kentuckians, hillbillies Selatan, dan ayah kakek saya imigran dari Asia; dan, karena alasan itu, saya diidentikkan dengan Stephen Dedalus. Seperti saya, dia kutu buku, akademisi yang baik, dan memiliki "nama seorang Yunani kuno." Saya ingat pernah berpikir bahwa untuk menjadi seorang penulis adalah hal terbaik yang seseorang mampu. Tampaknya menjanjikan kewaspadaan maksimal untuk hidup. Tampak suci bagi saya, dan hampir seperti agama." Adakah di sini yang ingin jadi penulis? Nah itu ada sedikit tips bagus,


Dari mengajar menulis kreatif, Eugenides mengatakan dalam sebuah wawancara di The Paris Review, "Saya katakan pada mahasiswa saya bahwa ketika Anda menulis, Anda harus berpura-pura Anda sedang menulis surat terbaik yang pernah anda tulis kepada teman paling cerdas yang Anda miliki. Dengan begitu, kau tidak akan pernah menyepelekan sesuatu. Kau tidak harus menjelaskan apa yang tidak perlu dijelaskan. Kau akan berasumsi tentang sebuah keintiman/kedekatan serta penulisan ringkas dan cepat yang baik, karena pembaca itu pintar dan tidak berharap untuk diberitahukan. Saya berpikir tentang pembaca. Saya peduli dengan mereka. Bukan "penonton", bukan "jumlah pembaca." Hanya pembaca.
Sebuah tips menulis lagi dari yang dipertuan Jeffrey Eugenides Kent pernah sabdakan. Nah, sudah kenal kan dengan yang dipertuan Jeffrey Eugenides Kent? Tak hanya diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, buku-bukunyapun mendapatkan berbagai  penghargaan antara lain:

*1986 Nicholl Fellowships in Screenwriting (Academy of Motion Picture Arts and Sciences)
*1991 Aga Khan Prize for Fiction for "The Virgin Suicides" [short story] (The Paris Review)
1993 Whiting Writers Award
*1994 Guggenheim Fellowship
*1995 Harold D. Vursell Memorial Award (American Academy of Arts and Letters)
*2000–2001 Berlin Prize Fellow (American Academy in Berlin)
*2002 National Book Critics Circle Award finalist (for Middlesex)
*2003 Pulitzer Prize for Fiction (for Middlesex) 2003 Welt-Literaturpreis[13]
*2004 International Dublin Literary Award shortlist (for Middlesex)
2011 Salon Book Award (for The Marriage Plot)
*2011 New York Times 100 Notable Books of 2011 list (for The Marriage Plot)
*2012 National Book Critics Circle Award finalist (for The Marriage Plot)
*2013 International Dublin Literary Award longlist (for The Marriage Plot)
*2013 Named a fellow of the American Academy of Arts and Sciences
*2014 Awarded honorary Doctorate of Letters from Brown University.


0

Halim Perdana Kusuma Si Jimat Hitam

Jika kau berkunjung ke Jakarta Timur sekarang, ada lapangan udara yang bernama Lanud Halim Perdana Kusuma. Lalu siapakah Bapak Halim ini? Dan apa hubungannya dengan Adisutjipto yang namanya diabadikan menjadi bandara di Solo?

                                            


Abdul Halim Perdana Kusuma. Lahir di Sampang, Madura, Jawa Timur pada tanggal 8 November 1922. Ayahnya adalah putera Patih Sampang yang sebelum menunaikan ibadah haji, bernama Raden Mohammad Siwa. Sekembalinya dari tanah suci berganti nama menjadi Raden Haji Mohammad Bahauddin Wongsotaruno. Ibu Abdul Halim bernama Raden Ayu Asyah, puteri Raden Ngabehi Notosubroto, Wedana Gresik Jawa Timur. Abdul Halim adalah anak keempat dari sembilan bersaudara sekandung sedangkan seluruhnya saudaranya lain ibu berjumlah 27 orang. Halim menempuh pendidikan dasar Holands Inlandshe School (HIS) sederajat Sekolah Dasar di Sampang pada tahun 1928. Kemudian ia melanjutkan ke Middebar Uitgebreid Langer Onderwijs (MULO) sederajat sekolah menengah pertama sebelum kemudian melanjutkan ke Sekolah Pamong Praja (MOSVIA) di Magelang yang hanya ditempuhnya sampai tingkat II (kampus MOSVIA kini menjadi  Mapolres Magelang). Setelah menyelesaikan pendidikan di kota Magelang, Ia diangkat menjadi calon Mantri di kantor Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur dimana pada saat itu dunia dalam ambang peperangan. Halim memiliki kegemaran melukis dan bermain biola. Iya, seperti Sherlock Holmes dan KH. Ahmad Dahlan. Ia violinis.Tapi cuma Sekadar hobi.

Saaat sibuk bekerja di kantor, ia menerima perintah Bupati Probolinggo untuk mengikuti tes penerimaan pendidikan Perwira Angkatan Laut Belanda. Ia berhasil lulus dan akhirnya berangkat ke Surabaya. Inilah awal kariernya di dunia kemiliteran. Pengalaman perang dimulai sewaktu bertugas sebagai Perwira Angkatan Laut di Kapal Terpedo bersama tentara Belanda saat penjajahan Jepang tahun 1942. Pada bulan Maret 1942 pasukan Jepang mendarat di pulau Jawa. Angkatan Laut Hindia Belanda berusaha melawan Jepang, tetapi sia-sia belaka. Banyak kapal Hindia Belanda yang tenggelam dan terkubur di dasar lautan. Sisanya berlayar menuju Cilacap dalam rangka persiapan mengungsi ke Australia dan India. Dalam iring-iringan kapal Belanda itu termasuk pula kapal torpedo tempat Abdul Halim bertugas. Di kota pelabuhan Cilacap, kapal torpedo itu diserang oleh pesawat terbang Jepang sehingga tenggelam. Bersama awak lainnya, Abdul Halim Perdanakusuma terjun ke laut. Oh iya, waktu jadi tentara AL di Surabaya ia sempat berkenalan dengan gadis Madiun bernama Kussadalina.

Kita Juga Pernah lho bahas Junichiro Tanizaki

Beberapa saat kemudian kapal perang Inggris datang menghampiri reruntuhan bekas-bekas kapal yang ditembak Jepang itu dan menemukannya terapung-apung di laut lepas. Bersama mereka yang selamat, Abdul Halim dibawa ke Australia dan kemudian diangkut ke India. Di India ini nasib Halim ditentukan. Dan ribuan kilometer dari situ, Kussadalina mendapat kabar bahwa pesawat yang ditumpangi Halim hancur, dan dia menyangka Halim juga tewas.

Di India Abdul Halim Perdanakusuma tetap berada dalam lingkungan Angkatan Laut. Kegemaran melukisnya masih tetap ditekuninya. Pada suatu hari yang luang, rupanya ia melukis potret Laksamana Mountbatten. Panglima Armada Inggris di India. Lukisan itu digantungkannya dikamarnya. Suatu ketika, Laksamana Mountbatten mengadakan inspeksi. Semua kamar anak buah di asrama itu diperiksa. Dikamar Abdul Halim, Laksamana Mountbatten melihat lukisan wajahnya tergantung di dinding. Laksamana lalu bertanya, siapa yang melukis itu?Abdul Halim menjawab singkat, “Saya, Pak”. Sejak itu terjadilah hubungan pribadi antara Laksamana Mountbatten dengan Abdul Halim. Hingga suatu hari Mounbatten menawarkan pendidikan militer di Inggris. Abdul Halim menyetujui tetapi mohon agar diperkenankah pindah bidang, yaitu Angkatan Udara. Permintaan itu dikabulkan.

Atas rekomendasi Mounbatten, Halim diterbangkan ke Gibraltar, selanjutnya ke Inggris. Halim kemudian dikirim ke sekolah AU Kanada (RCAF). Di negeri “asing” itulah, Halim memulai karirnya sebagai navigator sejak 1943. Dia kemudian bergabung dengan skadron pesawat pengebom Inggris dan menjadi perwira navigasi dengan pangkat RAF Flight Lieutenant (Kapten Udara). Selama berkecamuknya peperangan itu, ia sama sekali tidak mendengar kabar tentang nasib keluarganya. Sedangkan keluarganya ditanah air sudah menganggap, bahwa Abdul Halim tentu sudah gugur dan tenggelam di lautan ketika kapal torpedo yang ditumpanginya dibom Jepang di perairan Cilacap pada awal Perang Pasifik itu.

Tentulah Abdul Halim dapat juga mengirim surat melalui Palang merah Internasional memberitahukan keadaannya kepada keluarganya di Surabaya dan Sampang, tetapi Abdul Halim juga menyadari resikonya. kalau Jepang mengetahui dia perwira Inggris, niscaya akan menangkap dan menganiaya seluruh keluarga Abdul Halim. Karena itu Abdul Halim tetap menahan dan menyabarkan diri. Satu-satunya harapan ialah agar perang dapat lekas selesai. Abdul Halim makin memusatkan pekerjaannya pada bidang Angkatan Udara. Berkali-kali ia mengikuti pemboman ke Jerman. Ia mengalami berbagai pertempuran sengit di udara, berupa duel-duel antara kapal-kapal terbang Inggris dengan kapal-kapal terbang Jerman. Abdul Halim masuk dalam skuadron tempur yang terdiri dari pesawat Lancaster dan Liberator. Waktu itu ia berpangkat kapten Penerbangan dan merupakan salah seorang perwira Angkatan Udara berkulit berwarna yang tidak banyak jumlahnya..

Kapten Abdul Halim tercatat 42 kali mengikuti pengeboman ke Jerman. Sasaran utamanya ialah pusat-pusat industri Jerman. Serangan-serangan itu dilakukan pada siang dan malam hari. Pernah terjadi dalam penerbangan kembali ke pangkalannya di Inggris, skuadronnya dicegat oleh pesawat-pesawat Fockewulf yang membawa senjata roket. Terjadilah duel di udara yang seru. Pihak sekutu kehilangan tiga buah pesawat pembom B-17 karena tembakan roket Jerman.

Orang Indonesia ikut andil terjun langsung peperangan Inggris vs Jerman
Dan selamat!!!!
Berkali-kali!
42 kali!
Lebih malah! Keren ga tuh??

Satu hal yang mengherankan setiap kali Abdul Halim ikut dalam serangan udara di atas kota-kota Jerman dan Perancis, maka pastilah seluruh pesawat dalam skuadron itu kembali dengan selamat ke pangkalannya, Padahal biasanya serangan ke wilayah musuh selalu memakan korban akibat amukan meriam anti pesawat udara milik Jerman. Karena itu pria Indonesia dianggap membawa keberuntungan bagi para pilot dan kru pesawat Lancaster dan Liberator Inggris. dari peristiwa itulah Ia dijuluki “The Black Mascot” artinya si Jimat Hitam. Hingga kemudian Bom Atom amerika diluncurkan, Jepang menyerah.  Dan Halim memiliki kesempatan kembali pulang ke negerinya.

Kapten Abdul Halim ikut bersama pasukan Inggris yang mendarat di Jakarta pada bulan September – Oktober 1945. Pasukan Inggris itu atas nama sekutu bertugas melucuti tentara Jepang dan memulangkan ke negerinya. Begitu mendarat di Jakarta ia kemudian desersi. Halim lalu berhasil mengetahui dimana Kussadalina. Kussadalina bekerja di Rumah Sakit Bersalin Budi Kemulyaan Tanah Abang, Jakarta. Alangkah terkejutnya Kussadalina menjumpai Abdul Halim dalam keadaan hidup dan segar bugar. Seorang pemuda tegap berseragam. Halim adalah pria yang kembali dari kematian. Seperti Chuck Noland yang diperankan Tom Hanks di film Cast Away atau Rafe McCawley di film Pearl Harbor yang diperankan Ben Affleck. Hanya saja ini kisah nyata orang Indonesia. Dan lebih beruntung dalam hal asmara. Ketika bertemu kembaliKussadalina dengan penuh Kussadalina berkata lirih ”Saya mau menerimamu, asal jangan memakai seragam penerbang Angkatan Udara kerajaan Inggris. Pakaian seragam itu akan menyulitkanmu dan diriku. Sekarang Indonesia sudah merdeka. Semua yang bercorak kebelandaan tentu dimusuhi”. Abdul Halim menjawab, ”Saya tidak mempunyai pakaian lain kecuali piyama untuk tidur. Apakah saya harus ganti dengan piyama”. Kussadalina menjawab, ”Piyama lebih baik dari pada seragam RAF (Royal Air Force, Angkatan Udara Kerajaan Inggris)”

Keesokan harinya Abdul Halim pergi menengok keluarganya ke Kediri. Tetapi di Kediri ia ditahan oleh pasukan Republik Indonesia. Kedatangannya menyita perhatian dikarenakan dia berkulit gelap, tapi tentara Inggris. Ia dimasukkan ke dalam penjara karena dicurigai sebagai tentara NICA (Belanda). Sementara itu Residen Kediri, yaitu Pratalikrama adalah termasuk kakak Abdul Halim sendiri. Residen Kediri sesudah mendengar adiknya ditahan, segera memberi kabar ibu Abdul Halim, yaitu Ibu Wongsotaruno. Sang ibu pun lalu pergi ke Kediri tetapi alangkah kecewa hatinya, karena yang berwajib hanya mengizinkan Ibu Wongsotaruno selama sepuluh menit saja untuk menjenguk putranya yang sudah tiga setengah tahun tidak dijumpainya Di penjara itu Abdul Halim berbaur dengan tahanan lainnya. Ia pun menulis perjalanan hidupnya di tembok rumah tahanan Kediri, sehingga menarik perhatian para petugas penjara, siapakah gerangan sebenarnya orang yang ditahan ini. Sesudah beberapa waktu dan sesudah jelas semuanya. Pemerintah segera membebaskan Abdul Halim. Ia lalu pulang ke Sumenep. Ia dilepas melalui surat sakti Menteri Pertahanan Amir Syarifudin.

Suryadarma -Kepala Staf TNI Angkatan Udara dari 1946 hingga 1962- yang mengetahui keberadaan Halim di Sumenep setelah dibebaskan, segera memerintahkan ajudannya Kapten Udara Arifin Marzuki mencaritahu keberadaan Halim seraya menyampaikan maksud Suryadarma agar Halim bersedia membantu Angkatan Perang RI yang masih “bayi”. "Negara membutuhkanmu"
Akhirnya Halim bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan menjadi salah satu pionir berdirinya TNI AU. Pengalamannya menjadi perwira RAF di Perang Dunia II sangat berguna untuk membangun TNI AU. Pengalamannya sebagai mantan perwira RAF, dimanfaatkan betul oleh Suryadarma, terutama dibidang operasi. Juga dalam perundingan-perundingan dengan AU Inggris. Disetiap perundingan antara perwira Angkatan Udara Inggris (Royal Air Force) Halim Perdana Kusuma selalu mendampingi Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) Republik Indonesia, bahkan Ia selalu diminta oleh Panglima Angkatan Perang Indonesia Jenderal Sudirman untuk menjelaskan perkembangan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI).

Halim diserahi tugas sebagai perwira operasi. Ia terlibat dalam berbagai misi penting dalam mempertahankan kemerdekaan RI. Beliau ikut serta dalam penerbangan percobaan pesawat AURI bermotor satu pada tanggal 23 April 1946 di udara Jakarta, lalu terbang ke arah timur dengan tujuan pendaratan di Sumenep dan Malang. Di Maguwarjo, di sekolah penerbangan pertama berjumlah 31 yang didirikan Adi Sutjipto, ia ikut membantu. Abdul Halim Perdana Kusuma bersama rekan-rekannya seperti Agustinus Adisucipto, Abdurrachman Saleh dan Iswahyudi serta yang lainnya berusaha memperbaiki pesawat-pesawat tua bekas tentara Jepang yang kebanyakan telah rusak dan seharusnya telah masuk museum, namun berkat keuletan dan ketekunan serta adanya pengalaman akhirnya pesawat-pesawat tersebut dapat dipergunakan kembali dan selanjutnya untuk menyerang musuh.

Formasi penerbangan antar kota, latihan terjun payung, memperbaiki pesawat, mengantar perbekalan dan pejabat,  serta menerobos area musuh adalh kegiatan rutin. Kepiawaiannya dalam menjalankan tugas membawa Halim Perdanakusuma dipromosikan menjadi Komodor, dan ditugaskan untuk mendirikan cabang AURI di Bukittinggi, Sumatera Barat pada awal tahun 1947.
Meski pesawat yang digunakan kebanyakan pesawat tua berjenis pesawat Cureng. Hanya bermodal pesawat tua tidak menyurutkan langkah para perintis TNI AU ini untuk belajar.  ““You are flying Coffin. Kalian menerbangkan peti mati,” ujar para penerbang Kerajaan Inggris yang mengunjungi Lanud Maguwo Yogyakarta tahun 1945. Para penerbang itu geleng-geleng melihat deretan pesawat Cureng buatan Jepang yang jumlahnya tidak seberapa di landasan pacu

Tapi seperti peribahasa madura. "Bengal kathonding takok ka tajam". Hanya berani gagangnya tapi takut dengan tajamnya celurit. (Pemimpin harus berani menghadapi setiap resiko kepemimpinannya. Jangan mau enaknya saja tapi takut menghadapi beban berat di hadapannya). Halim bersma Adisutjipto tetap nekat menerbangkan pesawat peti mati itu.
Pada tanggal 21 Juli 1947 terjadi agresi militer belanda 1, dan demi membalas serangan Agresi Militer Belanda, Halim bersma teman-tmannya merencanakan serangan balasan. Sementara Adi Sutjipto ke Malaya.. Sekarang Malaysia. Adisutjipto dan rekan-rekannya ditugasi pemerintah RI untuk mencari bantuan obat-obatan bagi Palang Merah Indonesia. Bantuan didapat dari Palang merah Malaya, sementara pesawat angkut Dakota VT-CLA merupakan bantuan dari saudagar di India. Penerbangan dilakukan secara terbuka. Misi kemanusiaan ini telah mendapat persetujuan dari Belanda dan Inggris. Sementara Halim dkk diam-diam mempersiapkan serangan mengebom tangsi-tangsi belanda di ambarawa,  dan salatiga.

Sebelum berangkat, Komandan Suryadharma memberikan briefing : "Serangan ini memang tidak akan menimbulkan kerusakan besar.  Tapi serangan ini mempunyai tujuan lebih besar. Membuktikan pada dunia internasional. Menjaga kedaulatan negara. Bahwa di negara yg seumur jagung ini, angkatan udara Indonesia dapat berbuat sesuatu. Merdeka!! "
Satu Misi Perang. Satu misi Kemanusiaan

Pagi pukul 05.00 tanggal 29 Juli 1947. Para ksatria AU itu pun berangkat.  "Lebih baik pulang nama daripada gagal di medan tugas!! " Karena keterbatasan, bom bahkan hanya diikat dengan tali di sayap pesawat. Serangan tersebut berhasil. Kadet-kadet sekolah penerbang pimpinan Adi Tsujipto itu mencatat prestasi membanggakan. Suharnoko, Harbani, Soetardjo Sigit dan Moeljono berhasil mengebom tangsi-tangsi Belanda Belanda. Belanda tersengat, bangsa yang baru beberapa tahun lalu dijajahnya dan ia jadikan budak kini malah menggigit. Belanda pun merencanakan balasan, meski harus melanggar kesepakatan dengan mengebom pesawat kemanusiaan. Euforia keberhasilan di pagi hari mengebom belanda melingkupi markas TNI AU di Maguwarjo.. Tapi itu hanya sejenak. Sementara itu Adi Sutjipto yang melakukan misi kemanusiaan membawa obat-obatan dari Malaya tiba sore hari di Maguwarjo. Adi Tsujipto dkk tiba di waktu yang salah, saat pesawat hendak mendarat di Maguwo, tiba-tiba dua pesawat pemburu Kitty Hawk milik Belanda muncul. Pesawat pemburu tersebut langsung menembaki Dakota yang ditumpangi Tjipto dan rekan-rekannya. Pesawat jatuh dan terbakar, mengakibatkan tewasnya Komodor Muda Udara Mas Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara dr. Abdulrahman Saleh dan Perwira Muda Udara I Adisumarmo Wiryokusumo. Jadi disinilah Adisutjipto meninggal. Awak lain yang tewas adalah Alexander Noel Constantine (Pilot) Ny. A.N. Constantine dari australia, Roy Hazellhurst (Co-pilot dari Inggris) , Lalu Bhida Ram (Juru Teknik) dari India, dan Zainal Arifin (Konsul Dagang Republik Indonesia di Malaya). Sisa-sisa puing pesawat Dakota VT-CLA skarang disimpan di Museum Ngoto.Pesawat Kitty Hawk yg ngebom Dakota.Tentara kita menyebutnya "Setan Cocor Merah".

Dua peristiwa 29 Juli 1947 ini kemudian diperingati sebagai Hari Bhakti AURI. Keberhasilan mengebom tangsi belanda dan jatuhnya pesawat Dakota. Akibat peristiwa agresi I,  Indonesia mengajukan protes ke PBB dan meminta perundingan. Kemudian sejak tahun 1947, Dewan Keamanan PBB secara resmi menggunakan nama INDONESIA, dan bukan Netherlands Indies.  Dewan Keamanan PBB selalu menyebutkan konflik antara Republik Indonesia dengan Belanda sebagai The Indonesian Question.

Setelah agresi militer belanda I berakhir pada 5 Agustus 1947, Halim lalu mempersunting  Kussadalina, gadis madiun itu pada tanggal 24 Agustus 1947. Halim lalu diperintah menjabat Komandemen AURI Sumatera dengan tugas menyiapkan angkatan udara di Sumatera bersama Opsir Udara I Iswahyudi. Penyiapan ini diambil sebagai emergency plan jika Jawa lumpuh akibat agresi Belanda. Basis didirikan di Bukittinggi. Lapangan terbang Gadut dihidupkan, dengan Iswahyudi sebagai komandan.

Tanggal 14 Desember 1947 Halim Perdanakusuma dan Opsir Iswahyudi mendapat tugas untuk membawa pesawat tempur yang baru dibeli. AVRON ANSON RI-003 dari Thailand ke Indonesia bersama Opsir Iswahyudi sekaligus juga untuk mengambil obat-obatan dan perlengkapan perang berisi berbagai senjata api, diantaranya karabin, stun gun, pistol dan bom tangan. Pesawat itu sendiri berada di Muangthai (Thailand). Tugas tetap memanggil untuk mempelajari pesawat tempur yang sebelumnya merupakan pesawat angkutan itu, Halim hanya membutuhkan waktu selama kurang lebih 5 hari. Tapi dalam buku sejarah yang dikeluarkan Mabes TNI AU itu, tidak tersebutkan negara mana yang membuat pesawat tersebut. Namun malang, pesawat itu tak kunjung sampai ke Indonesia. Mereka terjebak badai  Di daerah Labuhan Bilik Besar, Pantai Lumut, Malaysia, udara sangat buruk menyebabkan sayap pesawat patah dan kemudian meledak. Ada dugaan juga yang menyebutkan pesawat ditembak. Diperkirakan, pesawat itu terjatuh di kawasan pantai selat Malaka. Tak lama kemudian, nelayan menemukan sosok mayat yang terdampar di kawasan pantai. Dan saat itu kodisi jenazah sangat sulit diidentifikasi. Namun akhirnya jenazah itu diduga merupakan jenazah Halim Perdanakusuma. Sedangkan jenazah Iswahyudi hingga kini belum diketemukan, senjata-senjata yang dibeli dari Thailand juga tidak pernah ditemukan.

Halim Perdana Kusuma meninggal pada usia 25 tahun, baru Menikah selama 4 bulan. Berhasil lolos dari kematian pesawat Jepang dan Jerman. Tapi kali ini ia tak berhasil dari kuasa Tuhan, almarhum meninggalkan seorang Istri yang pada saat itu sedang hamil. Putra Halim Perdanakusuma adalah Ian Santoso Perdanakusuma. Ian baru tiga bulan dalam kandungan ketika Halim gugur. Ian Santoso Perdanakusuma kemudian mengikuti jejak ayahnya mengabdi di TNI-AU. Ian adalah penerbang C-130 Hercules dan pensiun dengan pangkat Marsekal Madya. Ian Santoso juga sempat menjabat menjadi kepala BAIS TNI dan sempat dicalonkan jadi calon Kepala BIN. Badan Intelijen Strategis (disingkat BAIS) TNI adalah organisasi yang khusus menangani intelijen kemiliteran dan berada di bawah komando Markas Besar Tentara Nasional Indonesia.

Jenazah Halim dimakamkan di Malaysia, hingga pada tanggal 10 Nopember 1975 kerangka jenazahnya dipindahkan ke Indonesia dan dimakamkan di TMP Nasional Kalibata. Kemudian pada tanggal 14 Juli 2000 dipindahkan ke Monumen Perjuangan di Ngoto, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.

Oh iya selain Halim, Adisutjipto dan Abdul Rahman Saleh yg gugur pada peristiwa 29 Juli juga dijadiin nama bandara. Beliau dianugerahi gelar pahlawan nasional dengan SK Presiden NO. 063/TK/1975 pada 9 agustus 1975. Untuk mengenang jasa beliau, pemerintah mengabadikan namanya pada sebuah lapangan udara militer di Jakarta, yang kini kita kenal sebagai lapangan udara Halim Perdanakusuma.


0

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com