The Mortal Instrument: City of Bones (Movies vs. TV Series)



The Mortal Instrument: City of Bones (2013)
Director: Harald Zwart
Writers: Jessica Postigo (screenplay) and Cassandra Clare (heksalogy novel)
Stars:
1.      Lily Collins sebagai Clary Fray
2.      Lena Headey sebagai Jocelyn Fray
3.      Jamie Campbell Bower sebagai Jace Wayland
4.      Kevin Zegers sebagai Alec Lightwood
5.      Jemima West sebagai Isabelle Lightwood
6.      Robert Sheehan sebagai Simon Lewis
7.      Aidan Turner sebagai Luke Garroway
8.      CCH Pounder sebagai Dorothea
9.      Jonathan Rhys Meyers sebagai Valentine Morgensten
10.  Jared Harris sebagai Hodge
Producers: Don Carmody and Robert Kulzer
Cinematography by: Geir Hartly and Andreassen
Sony Picture
Shadowhunters: The Mortal Instrument (2016)
Stars:
1.      Katherine McNamara sebagai Clary Fray
2.      Maxim Roy sebagai Jocelyn Fray/Fairchild
3.      Dominic Sherwood sebagai Jace Wayland
4.      Matthew Daddario sebagai Alec Lightwood
5.      Emeraude Toubia sebagai Isabelle Lightwood
6.      Robert Sheehan sebagai Simon Lewis
7.      Aidan Turner sebagai Luke Garroway
8.      Vannesa Matsui sebagai Dorothea
9.      Alan van Sprang sebagai Valentine Morgensten
10.  Jon Cor sebagai Hodge


Episode 1 – The Mortal Cup
Episode 2 – The Descent Into Hell Isn’t Easy
Episode 3 – Dead’s Man Party
Episode 4 – Raising Hell
Episode 5 – Moo Shu to Go (9 Feb)


Poin-poin pembahasan:
1. Karakter dan akting tokoh utama
2. Dorothea, kawan atau lawan? And Luke?
3. Pengemasan cerita
Sinopsis
Film ini berkisah mengenai seorang gadis remaja, Clary Fray, yang tinggal bersama ibunya, Jocelyn. Clary yang memiliki hobi menggambar tanpa sadar menggambar simbol yang tidak ia ketahui artinya. Jocelyn menyadari bahwa Clary menggambar hal-hal tersebut dan memintanya untuk lebih berhati-hati. Jocelyn dan Luke, kekasihmya, ternyata menyimpan sebuah rahasia besar dari Clary.
Clary yang baru saja berulangtahun ke-18, diajak oleh sahabatnya, Simon pergi. Di perjalanan pulang keduanya melewati sebuah bar, Clary melihat simbol yang sering ia gambar akhir-akhir ini dan rasa penasarannya muncul. Ia mengajak Simon untuk masuk ke bar untuk mencari tahu mengenai simbol tersebut. Mereka tidak diperbolehkan masuk sebulum seorang lelaki berbisik ke penjaga. Keingintahuannya terus timbul dan mengantarkan dirinya melihat lelaki—yang berbisik ke penjaga tadi—di bunuh oleh sekelompok orang dengan pedang. Salah satu lelaki tersebut menyadari dan merasa aneh mendapati Clary mampu melihat dirinya. Clary pun histeris melihatnya. Ia bergegas pulang.
Keesokan harinya Simon mengajak Clary ke sebuah kafe, padahal ibunya sangat ingin membahas sesuatu hal. Ketika sedang berada di kafe, Clary menyadari sosok lelaki ‘pembunuh’—Jace—semalam. Simon merasa Clary mulai sedikit gila saat ia melihat Clary ketakutan dan berbicara sendiri. Padahal Clary sedang berbicara dengan Jace, menanyai makna simbol yang ia buat.
Sementara itu, Jocelyn berusaha menghubungi Clary saat ia tengah diserang oleh anggota Circle. Namun Clary tidak mengacuhkannya. Jocelyn menelepon Simon dan tidak mendapat respon juga. Saat Clary menjawab teleponnya, ia segera menyuruh Clary untuk mendatangi Luke dan memberitahunya bahwa Valentine masih hidup. Ia terpaksa meminum sebuah ramuan yang disimpannya.
Clary lari tunggang langgang ke rumah. Setibanya ia di sana segalanya sudah berantakan. Ibunya juga tidak terlihat di mana pun. Namun ternyata demon telah berpura-pura menjadi Dorothea, tetangganya. Nyawa Clary diselamatkan oleh Jace. Jace membawa Clary ke institusi, markas besar Shadowhunters yang dipimpin oleh Hodge. Para pengikut Circle tengah mencari benda yang disebut Mortal Cup. Namun Clary tidak mengerti. Setiap kali ia berusaha mengingat, ia tidak berhasil.
Sementara itu Jocelyn, ibu Clary, telah dibawa dalam keadaan menghadap sang pemimpin, Valentine. Jace, Alec, dan Isabelle membantu Clary mencari ibunya. Bahkan Simon ikut terlibat saat mencari Clary ke mana-mana dan menemukannya di sebuah gereja tua yang tidak terpakai. Clary adalah seorang Shadowhunter, begitu pun dengan ibunya yang juga merupakan anggota ‘pemberontak’ Circle.
Dalam perjalanan untuk mencari ibunya, Clary, Jace, Alec, Isabelle, dan Simon mengunjungi Silent Brother untuk mengembalikan ingatan Clary. Namun Silent Brother hanya dalam mengungkapkan satu kenangan secara acak, bahwa Clary adalah anak dari Valentine. Sementara itu, Simon tertangkap oleh para vampir. Clary dan teman-teman barunya berusaha menerobos markas Vampir untuk menolong Simon. Namun Simon sudah lebih dulu digigit oleh vampir.
Clary melanjutkan perjalanan mencari ibunya dan terungkaplah fakta-fakta mengenai dirinya yang ia sendiri tidak ingat. Apa yang akan terjadi pada Mortal Cup yang belum berhasil diketahui keberadaannya?
Baca juga Ulasan The Stranger
Poin 1
Clary – versi film lebih cantik dan enggak selebay di TV series. Tapi di kedua versi Clary digambarkan sebagai pemberani dan  Clary lebih terkesan cerewet di versi TV. Ia diterima di jurusan seni sebuah universitas karena gambar yang ia buat untuk novel grafisnya bersama Simon. Ia menerima banyak hadiah saat ulangtahunnya yang ke-18, terutama kalung dari ibunya.
Simon – versi film pas ulangtahun Clary, Simon hanya menonton pembacaan puisi sedangkan di TV dia malah nyanyi bersama Maureen, sahabat Simon dan Clary. Ketiganya membuat band. Dan Simon menulis novel grafis sama Clary yang menggambar ilustrasi. Simon versi film terkesan lebih nerd di bandingkan versi TV series yang lebih gampang tergoda sama cewek padahal dia udah suka sama Clary.
Jace – versi film Jace digambarkan lebih ngeselin dan terlalu ‘berandalan’. Jace mendapati Clary dapat melihatnya di sebuah bar saat ia mengeksekusi demon. Jace membawanya ke Institusi meskipun Alec terus-menerus berusaha mengingatkan bahwa bisa saja Clary hanyalah umpan dari Valentine. Di akhir film terungkap bahwa Jace adalah kakak Clary.
Alec – Baik di TV ataupun film, Alec menyukai Jace dan tidak suka dengan kehadiran Clary yang baginya mengganggu konsentrasi Jace. Alec di versi film terlihat jauh lebih tua dari Jace (meskipun memang lebih tua di dalam cerita) ia juga tidak menggunakan panah seperti di versi TV. Tapi sebenarnya Alec baik.
Isabelle – Di versi TV Isabelle digambarkan lebih ‘hot’ dibanding versi film. Ia pun digambarkan sering ‘bermain’ dengan Seelies bernama Meliorn. Isabelle juga lebih sering menggunakan ular yang berbentuk gelang di tangannya dibandingkan dengan pedang. Isabelle juga lebih ramah terhadap Clary. Isabelle, Alec, dan Jace dibesarkan bersama setelah kematian ‘ayah’ Jace. Ia tahu bahwa Alec tidak senang dengan kehadiran Clary di antara mereka, namun tetap membujuk Alec untuk legowo soal Clary.

Poin 2
Dorothea versi TV digambarkan lebih muda dan lebih bersahabat dengan Jocelyn. Ia bahkan memberikan ramuan yang dibuat oleh Magnus Bane kepada Jocelyn. Ramuan tersebut diminum oleh Jocelyn saat dirinya terkepung oleh anak buah Valentine. Dorothea juga mengirimkan Clary melalui portal yang hanya bisa dibuat oleh seorang warlock ke kantor polisi tempat Luke bekerja. Namun sayangnya Luke tengah sendiri tengah diinterogasi oleh anak buah Valentine dan terpaksa mengatakan bahwa ia pun juga mencari Mortal Cup dan tidak peduli dengan Clary maupun Jocelyn. Dorothea akhirnya tertangkap dan dibawa ke Valentine. Valentine menyuntikan sesuatu padanya agar Dorothea mau mengatakan siapa yang membuat ramuan yang diminum Jocelyn.
Lain halnya dengan versi film, Dorothea sudah tua dan terkesan tidak ingin berurusan dengan keluarga Jocelyn. Hanya sebatas itu peran Dorothea.
Versi film, Luke juga sedang diinterogasi saat Clary, Jace, dan Simon tba di tempatnya. Tetapi Luke bukanlah seorang polisi. Luke juga langsung menyadari bahwa Clary mendengar ucapannya. Saat ia ingin menjelaskan, Clary justru pergi.


Poin 3
Saya sendiri lebih tertarik dengan pengemasan cerita versi TV. Pertama, mungkin karena adegan dapat dibuat lebih detail dibandingkan versi film yang terkesan buru-buru. Silent Brother membantu Clary mengingat bahwa ingatannya dihapus oleh Magnus Bane, Clary pun pergi ke Magnus Bane. Di TV, Silent Brother justru mengungkap bahwa Valentine adalah ayah Clary. Silent Brother pun menggunakan pedang ‘sungguhan’. Sementara Magnus Bane kabur saat Valentine menyuruh anak buahnya untuk mencari warlock yang membuat ramuan untuk Jocelyn. Ia bahkan mengajak Dorothea tetapi Dorothea menolak dan malah tertangkap saat mencari keberadaan Clary.
Lanjut versi film, terungkaplah bahwa Jace merupakan anak dari Valentine dan Jocelyn. Jocelyn membawa kabur Clary saat ia masih kecil. Saat mereka berusaha mengalahkan Valentine, Hodge justru mengkhianati mereka.
Hodge di film sangat berbeda dengan versi TV. Ia merupakan pimpinan institut. Versi TV, Hodge dikenalkan sebagai anggota Circle yang juga memberontak bersama Jocelyn. Ia bahkan mempunyai semacam tanda yang membuatnya kesakitan jika mengungkapkan rahasia Circle. Ia beberapa kali memaksakan diri untuk memberitahu Clary mengenai ibunya dan beberapa rahasia Valentine.
Versi film, Jocelyn digambarkan sebagai seorang pelukis yang hanya memiliki satu orang pembeli. Pembeli tersebut adalah Magnus Bane. Magnus Bane menghapus ingatan Clary setiap tahun, saat Clary menggambar simbol yang disebut angelic rune itu adalah tanda yang dibuat oleh Magnus. Tanda tersebut memberitahu bahwa Clary sudah ‘membutuhkan’ penghapusan ingatan kembali.
Overall, TV series ini cukup bagus untuk ditonton dibanding filmnya. Beberapa mengatakan bahwa versi filmnya terlalu jauh berbeda dengan buku dan membosankan. Untuk itulah Mortal Instrument tidak dilanjutkan di film City of Ashes malah dibuat re-boot sebagai TV series. Mungkin yang sudah membaca dapat memberikan tambahan yang lebih baik.

No comments:

Post a Comment

Halo ! Silakan tinggalkan komentar dengan menggunakan bahasa yang baik. Link hidup akan otomatis terhapus ya n_n

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com