Judul :
A Man Called Ove
Penulis : Fredrick Backman
Penerjemah : Ingrid Nimpoeno
Penerbit : Penerbit Noura Books
Jumlah halaman : 440 halaman
Sebelum terlibat lebih jauh dengannya, biar
kuberi tahu. Lelaki bernama Ove ini mungkin bukan tipemu.
Ove bukan tipe lelaki yang menuliskan puisi
atau lagu cinta saat kencan pertama. Dia juga bukan tetangga yang akan
menyambutmu di depan pagar sambil tersenyum hangat. Dia lelaki antisosial dan
tidak mudah percaya kepada siapa pun.
Seumur hidup, yang dipercayainya hanya Sonja
yang cantik, mencintai buku-buku, dan menyukai keujujuran Ove. Orang melihat
Ove sebagai lelaki hitam-putih, sedangkan Sonja penuh warna.
Tak pernah ada yang menanyakan kehidupan Ove
sebelum bertemu Sonja. Namun bila ada, dia akan menjawab bahwa dia tidak
hidup. Sebab, di dunia ini yang bisa
dicintainya hanya tiga hal: kebenaran, mobil Saab, dan Sonja.
Lalu... masih inginkah kau mengenal lelaki
bernama Ove ini?
Kisah ini dimulai pada suatu pagi ketika Ove
mendapat tetangga baru. Tetangga yang langsung merusak dinding luar rumahnya
dan mengacaukan petak bunganya yang sebenarnya tidak ditanami apa-apa. Dengan
bersungut-sungut Ove memarkirkan mobil karavan angkutan barang mereka tanpa
diminta, bahkan sedikit memaksa. Sesungguhnya Ove tidak berniat membantu. Dia
hanya kesal karena orang-orang sekarang tidak becus mengemudi. Segera saja
setelah itu, Parvaneh si tetangga barunya mulai terus menerus mengganggu Ove.
Sebetulnya Ove sudah berniat ingin bunuh diri
saja. Dia tak lagi merasa hidup sejak ditinggalkan Sonja. Lagipula semua
tetangga di sini menyebalkan. Tapi setiap kali ia mencoba bunuh diri, ia selalu
saja diganggu oleh Parvaneh dan anak-anaknya, bahkan si kucing. Misalnya saja
ketika ia mau gantung diri, Parvaneh dan suaminya datang memperkenalkan diri
sebagai tetangga baru, kemudian meminjam alat-alat pertukangan dari Ove.
Sungguh mengganggu. Dan tak lama kemudian, tetangganya yang lain, Anita, datang
meminta tolong radiator pemanas ruangannya dibetulkan. Sepertinya semua orang
di lingkungannya tidak mampu mengerjakan apa-apa. Kali lain Ove ingin bunuh
diri, Parvaneh kembali datang dan meminta tolong dengan paksa agar diantarkan
ke rumah sakit karena suaminya jatuh dari tangga. Ketika Ove memutuskan bunuh
diri jauh dari rumah dan menabrakkan diri ke kereta, sudah ada sesorang terkena
serangan jantung di rel kereta yang mendahuluinya. Dan orang-orang tidak
melakukan apapun, hanya berteriak dan panik. Terpaksa Ove lah yang harus
membopong lelaki itu keluar dari jalur rel.
Selalu saja ada pengganggu ketika Ove ingin
bunuh diri. Selalu saja ada hal yang sepertinya tidak bisa dibereskan
orang-orang tanpa bantuan Ove. Sehingga Ove mumutuskan, bereskan saja dulu
semuanya, Sonja pasti tak keberatan menunggu sedikit lebih lama. Lagipula Sonja
nanti akan marah bila Ove menyusulnya tapi membiarkan orang-orang itu
kesulitan. Sonja memang seperti itu.
Kehidupan Ove terus berjalan tanpa memberinya
jeda untuk bunuh diri. Lama kelamaan, tanpa disadarinya, Ove menjadi dekat
sekali dengan tetangganya. Anak-anak Parvaneh menjadi terikat kepadanya,
walaupun Ove selalu bersungut-sungut dan menggerutu. Ove tidak berubah. Ia
masih pemarah, pemurung, dan tidak ramah. Namun selalu ada kebaikan yang
terlihat dari semua sikap Ove. Bukan karena ia ingin terlihat baik, hanya saja
bagi Ove benar adalah benar, dan salah adalah salah. Ove belajar sikap ini dari
ayahnya. Ayahnya yang tak banyak bicara tapi mengajarkannya bagaimana menjadi
manusia. Ayahnya yang bekerja di emplasmen kereta api sekolah yang bayarannya
payah dan pekerjaannya kotor tapi berkata “Itu pekerjaan jujur dan layak
dilakukan.”. Dari ayahnya lah Ove belajar mengenai kejujuran, keadilan, dan
kebenaran. Ketika ayahnya meninggal, ia pergi ke kantor jawatan kereta api
untuk mengembalikan gaji ayahnya untuk sisa bulan itu. Ketika ayahnya
meninggal, Ove berhenti bahagia. Sampai ia bertemu Sonja.
Sonja adalah gadis cantik yang ceria. Ketika
pertama kali melihatnya, Ove tertawa untuk pertama kalinya sejak ayahnya
meninggal. Ove menaiki kereta yang salah selama berbulan-bulan hanya untuk
mendengar Sonja bicara. Sonja menyukai kejujuran dan kehitam-putihan Ove.
Kemudian mereka menikah. Sonja selalu gagal meminta Ove membaca satupun buku,
tapi Ove memberi Sonja rak buku cantik begitu mereka memiliki rumah sendiri.
Jika istri-istri lain merasa kesal karena suami mereka tidak memperhatikan
ketika mereka memotong rambut, Ove akan merasa kesal jika Sonja memotong rambut
hanya karena Sonja tidak terlihat sama. Ketika Sonja mengalami kecelakaan yang
menyebabkan kelumpuhannya, Ove berkutat dengan ‘lelaki-lelaki berkemeja putih’
dan birokrasi sialan untuk mencari pertanggungjawaban. Ove mangubah seluruh
interior rumah dengan tangannya sendiri ketika Sonja harus memakai kursi roda.
Ketika gagal meminta kepada pemerintah untuk memberi rampa di sekolah tempat
Sonja mengajar, Ove datang dan membangun sendiri rampa itu. Ove tak banyak
bicara, memang. Selalu Sonja yang bicara dan Ove yang mendengarkan. Ove adalah
lelaki yang menganggap orang dilihat dari apa yang dilakukan, bukan dari apa yang
dikatakan. ketika Sonja meninggal, sekali lagi, Ove merasa tidak hidup. Namun,
bunuh diri ternyata sulit sekali di lingkungan tempat tinggal Ove. Selalu saja
ada pengganggu.
Ketika saya menutup buku ini, ada perasaan
tidak ikhlas bukunya sudah selesai. Bukan karena akhir ceritanya gantung, tapi
karena saya masih ingin bersama Ove. Begitu membaca buku ini, gambaran saya
tentang Ove langsung tertuju pada satu tokoh; Mr Fredricksen di film Up!!
Bahkan ketika saya buka wikia.com yang memuat informasi Carl Fredricksen, personality yang dipaparkan wikia kurang
lebih sama dengan gambaran tokoh Ove yang saya dapat di buku ini:
(as a
boy): shy, quiet, lonely, innocent
(older):
kind, cranky, funny, grumpy, loving, grandfatherly, brave, hotheaded***
Ove sama pemarah, penggerutu, pemurung, dan
tidak ramahnya seperti Mr. Fredricksen. Ove sama membangun rumah dengan
tangannya sendiri seperti Mr. Fredricksen. Ove, sama seperti Mr. Fredricksen,
hanya mencintai satu wanita dalam hidupnya. Ove, sama seperti Mr. Fredricksen,
ternyata hangat dan baik hati.
Humor ‘kasar’ pada buku ini mengingatkan saya
pada novel karya penulis Swedia lain, Jonas Jonasson, The 100-Old-Years Man who
Climbed Up the Window and Dissapeared. Alur yang digunakan pada A Man Called
Ove juga maju mundur seperti di novel 100-Years-Old Man. Alur utama di buku ini
adalah Ove ketika berusia 59 tahun. Ini adalah cerita kesehariannya bertetangga
di lingkungan perumahan. Perbedaan pandangan antara Ove dan
tetangga-tetangganya ini diceritakan secara jenaka oleh penulis.
Bagaimana Ove
ketika berhadapan dengan tetangga-tetangganya ini menjadi lucu. Ove yang kolot
dengan segala ke-keras-kepala-an-khas-kakek-kakek-ngga-mau-kalahnya,
keenggannya akan teknologi, dan penolakannya pada modernisasi di antara
tetangga-tetangganya yang selalu bergaya hidup masa kini. Dialog dan narasinya
seringkali sinis, dan sarkas, dan keras kepala (singkatnya nyinyir), dan sukses
bikin saya tertawa di hampir sebagian besar cerita. Dan seringkali, Ove
merenungi hidupnya dan berkhayal soal masa lalunya. Kisah masa kini dan masa
lalu Ove dilebur dengan manis dan pas di buku ini, sehingga saya bacanya
enak-enak aja. Terjemahannya juga bagus. Saya tidak kesulitan memahami maksud
penulis, dan yang jelas, karakter Ove yang nyinyirnya dapet banget. Suka!
Walaupun sekilas buku ini hanya tentang
kekonyolan Ove di masa tuanya, namun beberapa hal mau tak mau membuat saya
merenung juga. Prinsip dan ideologi keras Ove, bahkan penolakannya akan
modernisasi seringkali membuat saya tercenung. Bab demi bab, saya diajak
menyelami kehidupan Ove. Dari mulai dia masih kecil, bagaimana ideologinya
didapatkan, bagaimana dia pernah terpuruk, bagaimana dia bertemu Sonja, sampai
ketika Ove berusia 59 tahun. Kisah ini sangat hangat dan menyentuh. Walaupun
dituliskan secara sinis bahkan sarkas, justru kesinisan inilah yang membuat
novel ini jadi terkesan jenaka. Pada akhirnya, masihkah kau ingin mengenal
lelaki bernama Ove?
** Ulasan ini dibahas di #SeninUlasan 21 Maret 2016 **
No comments:
Post a Comment
Halo ! Silakan tinggalkan komentar dengan menggunakan bahasa yang baik. Link hidup akan otomatis terhapus ya n_n