Jeffrey Eugenides Kent, begitu ia biasa menuliskan namanya dalam lembar
riwayat hidup adalah anak keturunan Yunani dari pihak ayah dan ibu seorang
perempuan Inggris yang juga keturunan Irlandia, lahir pada hari selasa malam
seperti jua malam ini, pukul 23.45 pada tanggal 8 Maret 1960. Eugenides mengambil sarjana di Brown University, setelah sebelumnya
sempat menjadi relawan di Calcutta, India bersama
Bunda Teresa. Dia lulus tahun 1983. Salah satu alasan Eugenides kuliah di Brown
adalah seperti
pernah dia sabdakan 'Saya memilih Brown sebagian besar karena saya ingin
belajar dengan Jhon Shakes, yang karyanya saya kagumi. Saya masuk program
kehormatan dalam bahasa inggris, yang memaksa saya untuk mempelajari seluruh
tradisi inggris dimulai dengan Beowulf. Saya merasa bahwa karena saya akan
mencoba untuk menambahkan tradisi maka saya harus mengetahui sedikit tentang
hal itu(tradisi). Tak sampai di situ, Eugenides kemudian meraih gelar MA dalam
menulis kreatif di Stanford University. Karena ia tahu bahwa ia ingin menjadi
penulis sejak kecil. Sudah sejak awal tahun pertama ia duduk di sekolah
menengah atas. Semua berawal ketika Eugenides membaca A Portrait of The Artist
as A Young man.
Dari pengaruh sastra awalnya,
Eugenides kemudian melanjutkan " Dari modernis besar semacam Joyce,
Proust, Faulkner. Dari sini saya melanjutkan untuk menemukan Musil, Woolf, dan
lain-lain, dan segera teman-teman saya dan saya membaca Pynchon dan John Barth.
Generasi saya dibesarkan mundur. Kami disapih pada tulisan eksperimental sebelum
membaca banyak literatur abad kesembilan belas dan bereaksi terhadap modernis
dan postmodernis. Lalu eugenides pindah ke Brooklyn, New York dan bekerja sebagai
sekretaris untuk Academy of Poets Amerika. Sementara di New York, ia berteman
dengan banyak penulis yang sama-sama berjuang, termasuk Jonathan Franzen.
Begitulah, dia seorang pengelana. Lagi pula,
Eugenides, dalam novel-novel nya selalu menyuguhkan ending yang tak kentara,
kalian tahu, semacam tanpa kesimpulan. Jadi, seandainya kalian tak mau repot
menebak apa yang dimaui Eugenides, sebaiknya lupakan saja judul-judul tadi. Ada
yang sudah baca novel-novelnya?? Berikut beberapa novel karyanya.
Mau gabung Grup WA Klub Buku Indonesia ? Baca di sini
The Virgin Suicides (1993)
Novel The Virgin Suicides, telah diterjemahkan ke dalam 34 bahasa.
Pada tahun 1999, novel ini diadaptasi menjadi sebuah film kritis yang diakui;
disutradarai oleh Sofia Coppola. Berlatar di Grosse Pointe, Michigan, novel ini
mengisahkan kehidupan dan kematian lima bersaudari yang bunuh diri dalam selang
waktu satu tahun; karena mereka terisolasi, seperti yang diceritakan dari sudut
pandang anak-anak di lingkungan mereka tinggal, yang obsesif mengamati
kehidupan mereka. Sementara itu, setelah menerbitkan bukunya yang pertama,
Sementara itu ia juga tengah menuliskan Middlesex di akhir tahun 90an; selain
itu ia pun untuk mulai mengerjakan sesuatu yang akhirnya akan menjadi dasar
untuk novel ketiganya. Sesuatu itu
adalah Dua nukilan dari apa yang menjadi Karya-in-progress Novel ketiga
Eugenides itu muncul di The New Yorker pada tahun 2011, "Asleep in the
Lord" dan "Ekstrim Solitude". Eugenides juga
menjabat sebagai editor dari koleksi cerita pendek berjudul My Mistress's
Sparrow is dead. Proses penulisan buku itu sendiri di bawa ke 826 Chicago,
didirikan untuk mendorong anak-anak muda untuk menulis.
Middlesex (2002)
Middlesex, memenangkan Penghargaan
Pulitzer 2003 untuk Fiksi selain menjadi finalis untuk National Book Critic
Circle Award, Internasional Dublin Literary Award, dan France's Prix Medicis.
Berikut garis besar buku keduanya
Setelah penemuan diri dan kehidupan dari Calliope Stephanides, atau
yang kemudian disebut Cal; seorang interseks yang membesarkan seorang gadis,
tapi berhormon laki-laki(mungkin yang ia maksud semacam tomboy gitu kali ya);
Middlesex juga secara umum berkaitan dengan Pengalaman imigran Yunani-Amerika
di Amerika Serikat; naik turunnya kota Detroit, dan mengeksplorasi pengalaman
orang interseks di Amerika Serikat.
Eugenides juga menerbitkan cerita
pendek dalam rentang waktu antara The Virgin Suicides dan Middlesex, terutama
di The New Yorker. Salah satu ceritanya: "Baster" (1996) menjadi
dasar untuk komedi romantis Switch (2010).
The Marriage Plot
Setelah jeda sembilan tahun,
Eugenides menerbitkan novel ketiganya, The Marriage Plot, pada bulan Oktober
2011. Novel ini mengisahkan tiga orang yang terjerat dalam cinta segitiga.
Mereka baru saja lulus dari Brown University dan sedang menancapkan namanya di
dunia.
Begitu pula jarak antara TVS dengan
middlesex 1993 ke 2002
Eugenides di saat bersamaan juga
sedang mengembangkan sebuah skenario televisi dari novel tersebut, yang
merupakan finalis dari National Book Critic Circle Award untuk fiksi pada tahun
2011; the New York Times books tahun
2011; dan salah satu buku teratas tahun 2011 menurut daftar yang dibuat oleh
Penerbit, Kirkus review dan The Telegraph.
Tentang marriage Plot, bisa dilihat disini https://hapsarishita.wordpress.com/tag/jeffrey-eugenides/
Dan bahwa ia telah memiliki ide
untuk novel keempatnya. Ia mengatakan
"Aku punya ide, saya tidak tahu apakah itu akan berhasil atau tidak. Tapi
itu akan menjadi sesuatu yang lebih besar, dengan lebih banyak karakter
daripada di The Marriage Plot. Sekali lagi, saya akan merespon pada detail yang
kecil. Ini akan ditulis, well, aku tidak akan mengatakannya, tapi aku tahu
bagaimana itu akan ditulis dan struktur macam apa yang akan saya pakai, serta
itu akan menjadi sangat berbeda dari The Marriage Plot."
Suatu kali, Jeffrey Eugenides Kent
pernah bertitah "Dan itu memiliki efek besar pada saya, untuk alasan yang
tampaknya cukup lucu bagi saya sekarang. Saya setengah Yunani, keluarga ibu
saya Irlandia dan setengah adalah Kentuckians, hillbillies Selatan, dan ayah
kakek saya imigran dari Asia; dan, karena alasan itu, saya diidentikkan dengan
Stephen Dedalus. Seperti saya, dia kutu buku, akademisi yang baik, dan memiliki
"nama seorang Yunani kuno." Saya ingat pernah berpikir bahwa untuk
menjadi seorang penulis adalah hal terbaik yang seseorang mampu. Tampaknya
menjanjikan kewaspadaan maksimal untuk hidup. Tampak suci bagi saya, dan hampir
seperti agama." Adakah di sini yang ingin jadi penulis? Nah itu ada sedikit tips
bagus,
Dari mengajar menulis kreatif,
Eugenides mengatakan dalam sebuah wawancara di The Paris Review, "Saya
katakan pada mahasiswa saya bahwa ketika Anda menulis, Anda harus berpura-pura
Anda sedang menulis surat terbaik yang pernah anda tulis kepada teman paling
cerdas yang Anda miliki. Dengan begitu, kau tidak akan pernah menyepelekan
sesuatu. Kau tidak harus menjelaskan apa yang tidak perlu dijelaskan. Kau akan
berasumsi tentang sebuah keintiman/kedekatan serta penulisan ringkas dan cepat
yang baik, karena pembaca itu pintar dan tidak berharap untuk diberitahukan.
Saya berpikir tentang pembaca. Saya peduli dengan mereka. Bukan
"penonton", bukan "jumlah pembaca." Hanya pembaca.
Sebuah tips menulis lagi dari yang
dipertuan Jeffrey Eugenides Kent pernah sabdakan. Nah, sudah kenal kan dengan
yang dipertuan Jeffrey Eugenides Kent? Tak hanya diterjemahkan ke dalam banyak
bahasa, buku-bukunyapun mendapatkan berbagai penghargaan antara lain:
*1986 Nicholl Fellowships in
Screenwriting (Academy of Motion Picture Arts and Sciences)
*1991 Aga Khan Prize for Fiction for
"The Virgin Suicides" [short story] (The Paris Review)
1993 Whiting Writers Award
*1994 Guggenheim Fellowship
*1995 Harold D. Vursell Memorial
Award (American Academy of Arts and Letters)
*2000–2001 Berlin Prize Fellow
(American Academy in Berlin)
*2002 National Book Critics Circle
Award finalist (for Middlesex)
*2003 Pulitzer Prize for Fiction
(for Middlesex) 2003 Welt-Literaturpreis[13]
*2004 International Dublin Literary
Award shortlist (for Middlesex)
2011 Salon Book Award (for The
Marriage Plot)
*2011 New York Times 100 Notable
Books of 2011 list (for The Marriage Plot)
*2012 National Book Critics Circle
Award finalist (for The Marriage Plot)
*2013 International Dublin Literary
Award longlist (for The Marriage Plot)
*2013 Named a fellow of the American
Academy of Arts and Sciences
*2014 Awarded honorary Doctorate of
Letters from Brown University.
No comments:
Post a Comment
Halo ! Silakan tinggalkan komentar dengan menggunakan bahasa yang baik. Link hidup akan otomatis terhapus ya n_n