MINGGU LITERASI #6, 13
Maret 2016
BOTCHAN
Sejak kecil, Botchan memang sudah terkenal keras,
pemberani, dan bukan seorang anak yang penurut. Hidup dalam asuhan Kiyo,
seorang pembantu keluarganya yang sangat menaruh harapan besar pada kesuksesan
hidup tuan mudanya, Botchan berhasil lulus universitas dan menjadi seorang guru matematika di Shikoku. Menjadi guru matematika bukanlah cita-citanya, pun dia
bisa lulus bukan karena dia menyukai matematika itu sendiri tapi semata-mata
karena ia bisa lulus saja. Seperti banyak anak muda seumurannya pula, Botchan
adalah pemuda yang masih belum juga menemukan tujuan hidupnya.
Botchan menerima tawaran
kerja sebagai seorang guru matematika di Shikoku, jauh dari Tokyo kota
kelahirannya. Kehidupan dan penyesuaian dirinya di sana menjadi sulit terutama
karena dia kehilangan sosok Kiyo dan juga kurangnya kemampuan dirinya untuk
bergaul dengan sesama rekan kerjanya. Dia merasa dirinya jauh lebih baik dari
rekan-rekannya dan menjadi sering mengkritik mereka, apa yang dia rasa tidak
sesuai di matanya seringkali langsung dia sampaikan dan berujung konflik.
Begitu juga dengan murid-muridnya yang sering menguntitnya sepanjang jalan dan
membuat lelucon tentang kebiasaan makannya (siomay dan tempura)
sampai-sampai dia tidak lagi menyentuh makanan-makanan itu.
Sejak awal, Botchan ini
mengingatkan saya pada karakter Onizuka darimanga Great Teacher Onizuka (GTO). Karakternya sama-sama keras dan penuh kritik sosial terutama
dunia pendidikan pada masa itu, yang secara mengejutkan masih relevan sampai
jaman sekarang (1904-2016). Seratus dua belas tahun lamanya dan permasalahannya
nyaris tetap sama saja. Sebagai seorang yang lurus dan polos dengan karakter
kerasnya, Botchan tidak segan-segan menegur langsung bahkan hingga melakukan
tindak kekerasan pada pejabat-pejabat nakal di sekolahnya. Tawaran kenaikan
gaji sama sekali tidak menarik baginya, bahkan ancaman dikeluarkan dari sekolah
pun tetap sama sekali tidak meruntuhkan niatnya untuk membela kawannya yang
diperlakukan tidak adil. Menariknya, justru keberanian Botchan ini berhasil
menyiutkan nyali lawan-lawannya tanpa dia sendiri menyadarinya, dan memang
kenyataannya juga selalu pihak pengancam lah yang sebenarnya merasa terancam
sehingga merasa perlu mengeluarkan ancaman.
Novel ini merupakan
salah satu novel terpenting dan paling dicintai oleh pembaca di Jepang sampai
hari ini. Diterbitkan pertama kali pada tahun 1904 sebagai novel debut Soseki,
sampai hari ini sudah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa dan masih menjadi
bacaan yang sangat menghibur. Cara pandang Botchan terhadap kehidupannya
merupakan contoh bagaimana menjalani kehidupan dengan cara yang ksatria di
tengah-tengah kerusakan moral di sekitar kita. Novel ini membawa kita pada
perenungan moral yang dalam dan dikemas dengan ringan sebagai bacaan semua
umur. Tidak salah jika ia langsung sukses menjadibestseller di awal kemunculannya.
** Novel ini dibahas di Minggu Literasi Grup KBI **
No comments:
Post a Comment
Halo ! Silakan tinggalkan komentar dengan menggunakan bahasa yang baik. Link hidup akan otomatis terhapus ya n_n